Angkatan 32 SMA PL Van Lith, yang lebih dikenal dengan sebutan Tweevenanta, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan melalui program Aksi Sosial (AKSOS) yang dilaksanakan pada 23-27 Juli 2024. Mengambil tempat di dua lokasi yang berbeda, yakni kawasan Pepe dekat Asrama Putri dan Taman Doa Imatuka Sumber, program ini melibatkan 186 siswa yang bekerja keras untuk memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar.
Taman Doa Imatuka Sumber, yang sudah terkenal di kalangan masyarakat namun sulit dijangkau, menjadi fokus utama aksi sosial tahun ini. Menyadari pentingnya akses yang aman bagi pengunjung, Tweevenanta membangun gapura penanda untuk memudahkan orang menemukan taman tersebut. Selain itu, mereka juga membuat tangga cor dengan handrail di area curam untuk memastikan keselamatan pengunjung. Tak hanya itu, untuk meningkatkan fungsi taman, mereka juga membuat tempat untuk banner informasi serta kotak sumbangan, memberi kemudahan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan taman.

Di lokasi Makam Pepe, Tweevenanta melaksanakan program meninggikan pagar panel beton sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat peristirahatan terakhir. Pagar yang sebelumnya rendah ditinggikan dan dicat ulang dengan batako, memberikan kesan lebih baik dan tertata, sekaligus menjaga etika penghormatan terhadap makam.
Program ini tentu tidak berjalan tanpa hambatan. Ketua Aksi Sosial 32, Silla, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar berasal dari medan yang sulit dan terbatasnya akses transportasi. “Kami harus mengangkat 400kg beton dengan tenaga fisik yang kuat, dan semangat yang berlebih di awal justru membuat kami cepat lelah,” katanya. Meski demikian, semangat para peserta tetap tinggi dan mereka belajar untuk bekerja lebih efektif dalam mengatasi tantangan.
Keberhasilan aksi sosial ini tidak lepas dari usaha dana yang dilakukan oleh para siswa, seperti konser musik, penjualan snack dudu, merchandise, photobooth, dan berbagai usaha kreatif lainnya. Ketua 2 Aksi Sosial 32, Hans, menekankan pentingnya kerelaan hati dalam berbagi. “Tidak butuh harta yang banyak untuk berbagi, hanya butuh hati yang ikhlas untuk berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain membantu masyarakat, program AKSOS ini juga mengajarkan para peserta nilai-nilai kepedulian, kepercayaan, dan kerelaan untuk berkorban demi kebaikan bersama. Tweevenanta berhasil membuktikan bahwa aksi sosial bukan hanya tentang sumbangan materi, tetapi juga tentang memberi dari hati dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. (Deva/33, Lave/34)