|
12.09.2020 11:02:45 927x dibaca. BERITA VAN LITH MERDEKA CHALLENGE: MENJAWAB PERNYATAAN BU TEJO “Dadi wong ki mbok sing solutip...” petikan pernyataan Bu Tejo dalam film pendek “Tilik” ini sedang menjadi fenonema di jagad maya maupun jagad hiburan Indonesia. Nah, sebelum makin jauh membaca tulisan ini ada baiknya anda memahami disclaimer bahwa tulisan ini bukanlah tentang film Tilik, hanya saja pernyataan Bu Tejo dalam film itu terasa pas dengan Van Lith Merdeka Challenge yang baru saja kami lakukan. Berawal dari obrolan santai komunitas Van Lith Runners dan Van Lith Gowes Bersama Hippavali ( Himpunan Pengusaha alumni van Lith ) tentang apa yang mau dilakukan dalam rangka memperingati 75 tahun Indonesia Merdeka akhirnya meluncurlah Van Lith Merdeka Challenge yang merupakan “panggilan” bagi siapapun yang pernah merasakan gemblengan di kampus Kartini 1 Muntilan, untuk ikut serta menyelesaikan tantangan kelompok beranggotakan 5 orang untuk gowes sejauh 178 KM atau lari/jalan sejauh 75 KM selama periode 15 – 31 Agustus 2020. Hal menarik dari tantangan ini adalah setiap kelompok yang berhasil menyelesaikan tantangan gowes ataupun lari maka kelompok tersebut telah memberikan donasi senilai 750 ribu yang nantinya akan digunakan untuk membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Donasi? Wah…jangan pernah tanya betapa persisten-nya anak Van Lith dalam mencari donasi. Gemblengan program bakti sosial, live in, dan sejenisnya telah ada di dalam darah para muntilaners ini. Mulai dari promosi donasi di media sosial dengan cara yang unik dan luar biasa melalui Instagram Story, Instagram Feed, ataupun Facebook, hingga akhirnya muncul berbagai tagline unik salah satunya adalah “kamu donasi aku yang lari”; sampai kegiatan door to door mencari donatur, memanfaatkan jejaring, klien, bahkan mantan terindah pun dilalukan. Usaha keras itu tidaklah mengkhianati hasil, total donasi yang terkumpul sudah mencapai sekitar 100 juta, angka yang sangat fantastis dan diluar perkiraan. Sebagian donasi saat ini telah diserahkan ke TK/SD Gejlik, Panti Asuhan Santa Maria-Boro, TK/SD PL Servatius-Gunung Brintik, SMP PL Cawas-Klaten, SMP PL Mijen-Semarang, dan TK/SD Vincentius-Semarang dalam bentuk handphone, laptop, komputer, paket alat tulis, printer, dan LCD Projector untuk mendukung program pembelajaran jarak jauh yang saat ini berlangsung sebagai akibat dari pandemi Covid-19, dan sisa donasi yang ada akan terus disalurkan ke berbagai sekolah yang membutuhkan. Alasan kenapa donasi ini diserahkan untuk membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan adalah karena hal ini sejalan dengan visi Romo Van Lith untuk terus mengembangkan dunia pendidikan. Van Lith Merdeka Challenge telah selesai di tanggal 31 Agustus 2020, tapi apakah itu adalah garis finish yang telah berhasil kami capai? Tentu saja bukan. Ini adalah garis start baru bagi kami. Seperti langkah kaki dalam menempuh tantangan lari/jalan ataupun genjotan sepeda dalam menempuh tantangan gowes yang tidak pernah berhenti, maka perjalanan ini masih sangat jauh. Perjalanan untuk menjadi kartika bagi bangsa. Ini adalah langkah kecil kami para muntilaners, langkah untuk menjadi perintis dan pelopor seperti yang selalu kami nyanyikan saat menjalani masa remaja kami di Van Lith. Kami akan terus melangkah dan bergerak membagikan apa yang kami mampu. Inilah jawaban dari kami atas penyataan dari Bu Tejo “Dadi wong ki mbok sing solutip….”.( Dito, alumni Van Lith ank 6 ) Kami akan terus menjadi wong sing solutip karena kami 100% Van Lith 100% Indonesia. Tu us ignis clare ardeat. |